8 Januari 2025 | Kegiatan Statistik Lainnya
Penulis: Amelia Mahdali, Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Gorontalo
Tulisan ini telah dimuat dalam media cetak Gorontalo Post pada 8 Januari 2025
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, di daerah kabupaten maupun perkotaan. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Belum lama ini, Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo merilis angka inflasi Year on Year (y-on-y) November 2024 terhadap November 2023 sebesar 0,40%. Inflasi month to month (mtm) November 2024 sebesar 0,63 persen angka ini mengalami peningkatan dibandingkan kondisi Oktober 2024 yang mengalami deflasi atau turun sebesar 0,76 persen.
Meski hanya terlihat meningkat sedikit, tetapi jika kita lihat angka ini dipengaruhi oleh beberapa komoditas yang ikut andil utamanya kelompok makanan, minuman dan tembakau yang dominan memberikan sumbangan inflasi month to month November 2024 yaitu bawang merah sebesar 0,36 persen; ikan layang/ikan benggol sebesar 0,18 persen; tomat sebesar 0,17 persen; cabai rawit sebesar 0,13 persen; minyak goreng sebesar 0,05 persen; biskuit, daging ayam ras, dan pisang masing-masing sebesar 0,03 persen; ikan gabus, bawang putih, dan sigaret kretek mesin (SKM) masing-masing sebesar 0,02 persen; makanan ringan/snack, kerlapa, ketimun, penyedap masakan/vetsin, kunyit, kopi bubuk dan teh masing-masing sebesar 0,01 persen.
Harga Pangan
Inflasi bulan November 2024 didorong oleh harga pangan bergejolak (volatile foods). Harga ikan, cabai rawit, tomat, bawang merah, dan minyak goreng menanjak dalam beberapa bulan terakhir ini meski sempat mengalami penurunan harga. Lonjakan harga itu disusul oleh harga beras yang sudah naik beberapa bulan lalu.
Menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, tanggal 29 November 2024 harga cabai rawit merah dijual seharga Rp 70.000 per kg dipasar tradisional Gorontalo dan menjadi termahal ke-11 di dalam negeri. Gorontalo adalah urutan ke-11 setelah Sulawesi Utara yang harga jual cabai rawit merah seharga Rp 70.750 per kg. Sementara harga bawang merah dengan ukuran sedang tiga bulan terakhir ini sempat naik menjadi Rp 50.000 per kg dari harga sebelumnya Rp 30.000 per kg, minyak goreng dijual seharga Rp. 24.350, harga ini sempat naik dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 22.750 per kg. Dan harga beras kualitas medium I di Gorontalo tercatat seharga Rp 14.750 sementara tiga bulan sebelumnya sempat naik pada harga 15.250 per kg.
Penyebab Inflasi
Inflasi menyebabkan turunnya daya beli terhadap barang dan jasa, besar kecil turunnya daya beli ditentukan oleh penawaran barang dan jasa. Faktor lain yang menentukan fluktuasi harga diantaranya kebijakan pemerintah mengenai tingkat harga, yaitu dengan mengadakan kontrol harga, pemberian subsidi, dan lain-lain. Secara umum ada beberapa penyebab inflasi yaitu : (1) Demain Pull Inflation, kenaikan permintaan melebihi penawaran. Artinya, inflasi terjadi disebabkan oleh naiknya permintaan total terhadap barang dan jasa. Kenaikan antara permintaan dan penawaran barang yang tidak seimbang sehingga mendorong harga naik. (2) cost push inflation, kenaikan biaya produksi menyebabkan barang yang ditawarkan mengalami kenaikan harga. (3) Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam Masyarakat atau money in circulation. (4) Berkurangnya jumlah barang dipasaran. Jumlah barang yang sedikit dipengaruhi permintaan yang tinggi menyebabkan harga naik. (5) Domestic inflation, Inflasi dari dalam negeri. Artinya, pengeluaran pemerintah meningkat atau defisit anggaran.
Fenomena Inflasi
Untuk dapat menghadapi fenomena inflasi, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Sebagai masyarakat kita dapat memulai untuk mengatur jumlah pengeluaran secara lebih bijak dan terorganisir. Masyarakat harus bisa membuat detail bagaimana rencana anggaran yang dibutuhkan untuk setiap bulannya, yaitu dengan memprioritaskan apa saja yang menjadi kebutuhan utama. Membandingkan harga satu tempat dengan harga di tempat lain sebelum membeli, serta membeli poduk buatan lokal dibanding produk impor, pun dapat menjadi solusi yang sederhana dalam menghadapi adanya inflasi. Dengan kita membeli produk lokal itu akan membantu dan mendukung para pelaku usaha dalam negeri dalam usahanya.
Pentingnya Kestabilan Harga
Di kutip dari situs resmi Bank Indonesia, inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negative kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarkat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin. Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah. Keempat, kestabilan harga memiliki peran penting dalam mendukung upaya menjaga stabilitas sistem keuangan.
Secara Nasional BPS mencatat angka inflasi Indonesia Year on Year (y-on-y) November 2024 terhadap November 2023 sebesar 1,55 persen, angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu 2,86 persen.
Menurut Bank Indonesia dalam siaran pers, angka ini masih terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%. Inflasi yang terjaga dalam kisaran sasarannya merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengendalikan inflasi. Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
Dalam perekonomian, inflasi tidak bisa dihilangkan tetapi dikendalikan agar tetap berada pada posisi aman, tetap seimbang antara penawaran dan permintaan, tidak mengganggu perekonomian, dan tetap berada dalam daya beli masyarakat luas. Kesejahteraan masyarakat tetap terjaga dan meningkat.
Berita dan Siaran Pers Terkait
Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Gorontalo Tahun 2024
Kunjungan Kerja BPS Kabupaten Gorontalo ke PT. PG. Gorontalo
Kuliah Lapangan Mahasiswa FISIP Universitas Gorontalo ke BPS Kabupaten Gorontalo
Koordinasi Pelaksanaan Satu Data Indonesia Kabupaten Gorontalo
BPS Kabupaten Gorontalo Teguhkan Komitmen Pembangunan Zona Integritas
Knowledge Sharing Pengelolaan Website BPS Kabupaten Gorontalo
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo Jalan Samaun Pulubuhu
Kelurahan Tenilo
Kecamatan Limboto
Kabupaten Gorontalo Telp. 0811-431-7502
E-mail: bps7502@bps.go.id