3 Februari 2025 | Kegiatan Statistik Lainnya
Penulis: Amelia Mahdali, Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Gorontalo
Tulisan ini telah dimuat dalam media cetak Gorontalo Post pada 3 Februari 2025
Pengangguran dikalangan pemuda merupakan masalah yang cenderung mempengaruhi semua negara dengan pertumbuhan lapangan kerja yang lemah atau negatif. Salah satu cara bagi kaum muda yang tidak dapat menemukan pekerjaan untuk meningkatkan prospek pasar tenaga kerja adalah dengan memperoleh, melalui pendidikan atau pelatihan, keterampilan yang dianggap penting oleh para pemberi kerja.
McKinsey Global Institute mengatakan Indonesia akan memiliki kekuatan ekonomi jika dapat mengelola bonus demografi dengan baik, karena bonus demografi dapat menjadi modal pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Dengan harapan penduduk usia produktif berada pada angkatan kerja dan memiliki kompetensi. Berdasarkan kelompok umur, penduduk Indonesia berusia 15 – 24 tahun sebesar 16,18 persen (BPS, Hasil SP 2020). Pada usia tersebut merupakan tahap transisi dengan ditandai eksplorasi kemungkinan arah hidup dan sangat dipengaruhi oleh faktor sosial seperti pendidikan dan kesempatan kerja. Jika tidak status bekerja, atau tidak bersekolah, atau tidak mengikuti pelatihan disebut NEET (Not in Education, Employment, or Training), sebagai indikasi adanya kesulitan yang dialami saat transisi dari sekolah ke pasar kerja (Park et al., 2020) serta melihat tingkat putus asa pada populasi anak muda (Maguire, 2015). NEET merupakan salah satu masalah serius yang harus diperhatikan bagi pembuat kebijakan, mereka yang menjadi NEET cenderung menempati posisi pekerjaan yang lebih rendah 20 tahun kemudian. Terdapat resiko social exclusion di masa depan tinggi untuk dikeluarkan dari pasar tenaga kerja (Backman & Nilsson, 2016).
NEET termasuk dalam sub indikator berbasis SDGs, pada target 8.6. Sub indikator ini sebagai gambaran efektifitas kebijakan, strategi dan program pembangunan ketenagakerjaan untuk menurunkan jumlah Penduduk Usia Muda yang tidak produktif. Secara rata-rata persentase NEET di Indonesia menurun dari tahun ke tahun, pada tahun 2022 sempat mengalami kenaikan sebesar 23,22 persen, angka ini merupakan keseluruhan dari NEET aktif sebesar 8,55 persen dan tidak aktif sebesar 14,68 persen (Sakernas 2022).
Ditelusuri lebih jauh NEET aktif adalah orang yang sedang mencari pekerjaan, sedangkan NEET tidak aktif adalah individu yang tidak bekerja, tidak bersekolah dan tidak mengikuti pelatihan. Umumnya kelompok anak muda yang tergolong NEET tidak memiliki kemampuan latar belakang yang mendukung untuk pengambilan keputusan, dikarenakan tingkat kesadaran pilihan rendah, kurangnya pengalaman, tidak adanya kepercayaan diri dan tingkat kualifikasi yang rendah.
Faktor Demografi
Faktor demografi secara signifikan mempengaruhi risiko remaja untuk menjadi NEET. Ada tren sederhana yang menunjukkan bahwa etnis mungkin berperan menjadi remaja NEET, namun, perlunya interpretasi yang cermat dan terukur. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan yang kompleks dimana beberapa kelompok etnis lebih mungkin diklasifikasikan sebagai NEET dari pada yang lain (Bania et al., 2019; Karyda dan Jenkins, 2018; Yang, 2020). Meskipun demikian, penting untuk diketahui bahwa pengaruh etnisitas terhadap NEET bergantung pada konteks dengan keadaan tertentu, karena struktur sosial dan berbagai kemungkinan yang dapat diakses dalam berbagai kelompok dapat membentuknya, seperti diskriminasi, ekspektasi budaya, dan akses ke sumber daya. Hambatan bahasa dan kondisi sosial ekonomi juga kerap akan berdampak negatif pada pendidikan dan kesempatan kerja.
Faktor yang berhubungan dengan keluarga
Orang tua yang mengganggur dan tingkat pendapatan yang rendah memiliki dampak besar terhadap kemungkinan remaja menjadi NEET (Rahmani & Groot,2023). Penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua yang tidak memiliki pekerjaan mempengaruhi NEET secara signifikan. Hasil ini menyoroti adanya hubungan keluarga dan situasi sosial ekonomi dalam menentukan takdir seseorang dewasa muda dan juga bertindak sebagai panutan bagi kaum terkait etika kerja dan ambisi. Sebaliknya, pendapatan orang tua yang lebih tinggi dapat meminimalkan kemungkinan status NEET.
Pengalaman Pendidikan dan Pengangguran
Pendidikan dan pengalaman merupakan karakteristik lain yang berkontribusi terhadap hubungan status NEET dikalangan pemuda. Pengalaman pengangguran kerap menghadirkan beragam dinamika seperti risiko untuk putus sekolah sepenuhnya. Putus sekolah membuat kaum muda lebih rentan, terutama selama krisis ekonomi. Dalam penelitian (Scandurra et al.,2020), menekankan kerentanan kaum muda dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, karena akses mereka terhadap pasar kerja bergantung pada permintaan pasar tenaga kerja dan peraturan pasar tenaga kerja.
Spesifikasi Gender
Pengalaman NEET dibedakan berdasarkan gender. Dimana, NEET perempuan sebesar 27,76 persen dan laki-laki sebesar 18,79 persen (BPS, Sakernas 2022 processed). Hubungan berbasis gender mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi kedua gender, misalnya masalah kesehatan mental dan riwayat imigran memiliki implikasi yang berbeda bagi pria dan wanita. Wanita lebih mungkin mengalami NEET daripada pria karena faktor-faktor seperti status perkawinan dan tanggung jawab pengasuhan yang perlu intervensi yang disesuaikan dengan masing-masing gender.
Penduduk usia muda memiliki potensi besar dalam pembangunan sumber daya manusia. Jika Indonesia mampu mengelola bonus demografi dengan baik, maka akan menjadi modal pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Sehingga diperlukan beberapa kebijakan yang efektif untuk mengurangi NEET, seperti identifikasi kebutuhan sejak dini, misalnya membiasakan diri dengan dunia kerja sejak dini dengan diintegrasikan pada kurikulum sekolah, intervensi lebih awal dengan keluarga yang beresiko adanya NEET, mengembangkan pembelajaran informal, mengarahkan tentang tujuan pada pemuda, serta menawarkan dukungan keuangan untuk pendidikan atau pelatihan. Pencegahan adalah kunci untuk menghindari peningkatan jumlah anak muda yang tergolong NEET.
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo Jalan Samaun Pulubuhu
Kelurahan Tenilo
Kecamatan Limboto
Kabupaten Gorontalo Telp. 0811-431-7502
E-mail: bps7502@bps.go.id